--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biografi Pelatih Tim Nasional Indonesia
Alfred Riedl
Tim nasional Indonesia sedang trengginas. Pada putaran penyisihan Grup di ajang piala AFF Suzuki Cup 2010, Indonesia dengan meyakinkan berhasil memenangkan dua pertandingan awal dengan skor mutlak, yakni 5-1 melawan Malaysia dan 6-0 melawan Laos. Meskipun proporsi pemain timnas sedang padu dengan masuknya penyerang-penyerang ganas seperti Christian Gonzales, Irfan Bachdim dan Okto Maniani, namun tak dapat dikesampingkan pengaruh latihan timnas saat ini juga ikut menunjang kecemerlangan performa timnas.
Pelatih Indonesia yang berhasil mengembalikan kejayaan timnas tersebut adalah Alfred Riedl, siapa sebenarnya pria ini? Dan bagaimana perjalanan karirnya?
Alfred Riedl lahir di Vienna, Austria, 61 tahun silam. Ia memulai karir sepakbola profesionalnya ketika memperkuat klub Austria Wien pada tahun 1967. Riedl membela salah satu klub terbesar di Austria tersebut dalam kurun waktu cukup lama, yakni 5 tahun. Puncak karirnya di Austria Wien adalah pada tahun 1972, Riedl menjadi top skorer Bundesliga Austria.
Pada tahun yang sama, Riedl memutuskan untuk hijrah ke Belgia. Ia bermain untuk dua klub selama di Belgia, yakni Saint Truiden (1972-1974) dan Antwerp FC (1974-1976). Riedl adalah striker yang subur. Di kedua klub tersebut ia pernah mengecap gelar top skorer liga Jupiler (Liga Utama Belgia), yakni tahun 1973 di Saint Truiden, dan tahun 1975 di Antwerp.
Karir mentereng Riedl di tingkat klub membuat dirinya dipanggil membela tim nasional Austria. Debutnya dengan tim nasional negara pecahan Jerman tersebut terjadi pada tahun 1975 melawan Hungaria. Sayangnya karir Riedl di timnas tidak moncer. Dirinya hanya terhitung empat kali membela timnas Austria dan tidak membuat satu gol pun.
Pada tahun 1985, setelah malang melintang di sejumlah klub Eropa, Riedl pensiun sebagai pemain. Namun kecintaannya pada sepakbola membuat dirinya meneruskan karirnya sebagai pelatih sepakbola.
Tim pertama yang ditangani Riedl adalah klub asal Maroko, Olympique Khouribga (1993-94). Setelah lepas dari Khouribga, Riedl selanjutnya menangani klub asal Mesir, Al-Zamalek (1994-95) dan klub asal Kuwait, Al Salmiya (2001-03).
Selain menangani klub, Riedl juga dipercaya untuk melatih tim nasional beberapa negara. Negara pertama yang memakai jasanya adalah negara kelahirannya, Austria, pada tahun 1990. Riedl melatih tim nasional Austria selama 2 tahun. Kemudian dirinya memfokuskan diri pada tingkat klub. Pada tahun 1997, Riedl kembali menukangi negara. Sebuah negara Eropa kecil bernama Liechtenstein.
Riedl hanya bertahan selama satu tahun di Liechtenstein. Setelah itu dirinya mulai merambah Asia. Tim pertama yang dipimpin Riedl di Asia adalah Vietnam. Riedl melatih Vietnam selama 3 tahun (1998-2001). Setelah itu dirinya menukangi sebuah klub Kuwait, Al Samiya selama 3 tahun (2001-2003), sebelum akhirnya kembali melatih Vietnam.
Pada percobaan keduanya bersama Vietnam, Riedl berhasil mengukir sejarah. Ia mengantarkan negara tersebut menuju perempatfinal AFC Asean Cup 2007 setelah mengalahkan Arab dengan skor meyakinkan 2-0. Hal ini merupakan yang pertama kalinya bagi negara yang pernah terpecah akibat masalah ideologi itu.
Sayangnya, sentuhan ‘midas’ Reidl tak bertahan lama. Pada ajang Sea Games 2007, anak-anak Vietnam hanya mampu menggondol medali perunggu di cabang sepakbola. Kegagalan ini membuat Riedl didepak dari kursi pelatih. Posisinya digantikan oleh Henrico Callisto, seorang pelatih asal Portugal, yangs aat ini masih menjabat.
Kejadian ini tak membuat Riedl meninggalkan Vietnam. Ia kembali mencoba peruntungan di negara tersebut dengan menukangi sebuah klub lokal bernama Xi Mang Hai Phòng FC. Namun setelah hasil buruk di 3 pertandingan awal, Riedl dipersilahkan meninggalkan kursinya sekali lagi.
Tak patah arang, Riedl kembali menukangi negara. Kali ini ia menjadi arsitek Laos, salah satu negara dengan kekuatan sepakbola terlemah di ASEAN. Laos mempercayainya untuk mempersiapkan timnas sepakbola untuk berlaga di ajang SEA Games 2009 dimana Laos bertindak sebagai tuan rumah.
Di luar dugaan, arahan Riedl kembali menunjukkan keberhasilan. Laos berhasil lolos ke babak semifinal sebelum dikalahkan Malaysia dalam perebutan tiket ke final. Yang lebih mengagetkan lagi timnas Laos kala itu sukses menggulung Indonesia dengan skor 2-0 pada penyisihan Grup. Ini juga merupakan sejarah baru bagi Laos, dimana Laos sekaligus menghentikan rekor ‘selalu menang’ Indonesia kala tim kedua negara tersebut bertemu.
Riedl hanya melatih Laos selama satu tahun. Kini, Riedl ditunjuk sebagai juru taktik baru timnas Indonesia, yang dipersiapkan untuk berlaga di Piala AFF Suzuki Cup 2010. Pertandingan pertama Riedl dengan timnas Indonesia tidak cukup memuaskan, timnas dihajar Uruguay dengan skor telak 7-1 dalam pertandingan persahabatan. Namun kekalahan tersebut belum terulang lagi di pertandingan-pertandingan setelahnya. Pada 3 laga persahabatan setelahnya, timnas berhasil menang atas Maladewa (3-0), Timor Leste (6-0) dan China Taipei (2-0). Tak cukup hanya itu, pada ajang sesungguhnya, AFF Cup 2010, timnas berhasil menang mutlak di dua laga awal, atas Malaysia (5-1) dan Laos (6-0), keberhasilan Riedl meramu taktik dan mendisiplinkan pemain berperan besar dalam hasil-hasil sempurna ini.
Riedl dikenal sebagai pelatih yang tegas, disiplin, dingin dan rendah hati. ia tak pernah berkomentar jumawa tentang tim lawan, dan tak ragu menindak pemain yang indisiplin, contohnya Boas Salossa, salah satu pemain paling gemilang yang dimiliki Indonesia, kini tidak dipanggil memperkuat timnas di ajang AFF Cup karena tidak memenuhi panggilan tepat waktu. Satu ciri yang khas dari Riedl adalah : jarang tersenyum.
Riedl juga mencatat sejarah dengan memasukkan dua pemain berdarah asing ke skuad timnas untuk pertama kalinya. Dua pemain tersebut yakni Christian Gonzales dan Irfan Bachdim. Keputusan tersebut berbuah maksimal. Keduanya sukses melengkapi lini depan timnas yang trengginas seperti saat ini. Gonzales sudah mencetak 1 gol dari 2 pertandingan, sementara Bachdim lebih subur, 2 gol dicetaknya dalam 2 pertandingan AFF tersebut. Riedl kini sukses mengangkat nama Bachdim menjadi bintang baru pesepakbolaan Indonesia.
Kini mari kita lihat bersama kiprah Riedl, apakah ia kembali dapat menghasilkan sejarah baru menjadikan timnas Indonesia juara AFF Suzuki Cup untuk pertama kalinya? Kita nantikan saja!!
Profil singkat Alfred Riedl:
Nama lengkap : Alfred Riedl
Tempat / Tanggal Lahir : Vienna, Austria / 2 November 1949
Karir Pemain:(1961 – 1967) ATSV Teesdorf, Austria
(1967 – 1972 )Austria Wien, Vienna, Austria
(1972 – 1974) St. Truiden, Belgium
(1974 – 1976) Royal Antwerp, Antwerp, Belgium
(1976 – 1980) Standard Liege, Liege, Belgium
(1980 – 1981) FC Metz, Metz, France
(1981 – 1982) GAK, Graz, Austria
(1982 – 1984) Wiener Sportclub, Vienna, Austria
(1984 – 1985) Vfb Mödling, Mödling, Austria
Karir Pelatih:(1983 – 1984) Ass. Coach Wiener Sportclub, Austria
(1984 – 1985) Ass. Coach Mödling, Austria
(1986 – 1987) Head Coach Kottingbrunn, Austria
(1987 – 1988) Ass. Coach Austria Wien, Austria
(1988 – 1989) Head Coach Ittihad Jeddah U 19, Saudi Arabia
(1989 – 1990) Head Coach Wiener Sportclub, Austria
(1990 – 1992) Head Coach National Team, Austria
(1992 – 1993) Head Coach FAV AC, Austria
(1993 – 1994) Head Coach OCK, Morocco
(1994 – 1995) Head Coach Zamalek S.C., Cairo, Egypt
(1996 – 1997) Supervisor Iran Football Federation (Manager
(1997 – 1998) Head Coach National Team, Liechtenstein
(1998 – 2001) Head Coach National Olympic Team, Vietnam
(2001 – 2003) Head Coach Al Salmiya Club, Kuwait
(2003 – 2004) Head Coach National Olympic Team, Vietnam
(2004 – 2005) Head Coach National Team, Palestine
(2005 – 2008) Head Coach National Olympic Team, Vietnam
(2009 – 2010) Head Coach Olympic Team, Laos
(2010 – now) Head Coach National Team, Indonesia
-------------------------------------------------------------------------------------------
Timnas Sepak Bola U-23 dididik dan digembleng di Korps Kopassus
Para peserta akan digembleng oleh para instruktur dari Kopassus selama dua pekan. "Setiap hari mulai pukul 05.30 sampai sekitar pukul 22.00 malam, di selang waktu istirahat, beribadah, dan makan. Tak ada hari libur, enak sekali kali kalau ada hari liburnya," ujar Richard.
Pekan pertama, mulai hari ini sampai tanggal 15 Mei, pelatihan teori dan praktek untuk individu maupun kelompok akan digelar di markas Batujajar. "Materi teori di antaranya wawasan kebangsaan, bela negara. Juga khusus untuk manajer dan pelatih ada pelatihan cara memberikan instruksi, studi kasus, dan metode pemencahan persoalan," jelas Richard.
Sisanya, pelatihan dan pendidikan berupa aplikasi di lapangan akan digelar sampai tanggal 20 Mei di hutan kawasan Situ Lembang, di antara kaki Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Burangrang, Bandung Barat.
"Hutan Situ Lembang itu daerah pertempuran hutan Kopassus," ujar Richard. Di hutan itu, peserta akan digembleng lewat latihan rintangan darat untuk tim. "Juga jelajah malam perorangan, mempertahankan hidup, dan renungan malam."
Adapun di akhir program pembangunan karakter ini, tim pelatihan Kopassus akan memberikan penilaian untuk setiap peserta. Penilaian ini akan dilaporkan kepada Satuan Pelaksana Prima.
"Penilaian untuk setiap peserta ini meliputi tiga aspek, yaitu mental, akademis (teoritis), dan fisik," tandas Richard.
Salah satu peserta kandidat kuat skuad PSSI U-23 Oktovianus Maniani mengatakan program pembangunan karakter penting untuk mendongkrak motivasi atlet. "Di sini kami akan digembleng mental, motivasi, untuk menghadapi lawan dalam pertandingan. Kalau tidak punya mental kuat kita nanti nggak ada apa-apanya di depan lawan," katanya.
Ia mengaku siap menjalani program selama dua pekan. "Apa pun yang akan dilakukan, sebagai atlet saya siap mengikuti program ini," tandasnya.
Pantauan Tempo di Markas Kopassus Batujajar, program resmi dibuka pada pukul 09.00 lewat upacara khas militer dengan inspektur upacara Kepala Pusdikpassus Idjon Djanbi, Batujajar, Kolonel Santos Gunawan Matondang. Sebelum dan sesudah upacara, ke-63 peserta meneriakkan yel-yel yang bunyinya antara lain "Prima Prima Indonesia Juara, Yes."
Program diikuti 63 peserta yang semuanya mengenakan seragam loreng Kopassus dan topi warna hitam dengan tulisan 'Prima'. Para peserta atlet, tim pelatih, dan manajer berbagai cabang olah raga SEA Games, termasuk sepak bola.